daftar garengongko

Garengongko Sebuah Cerita Yang Tak Pernah Lelah Oleh waktu

Posted on

Desa Kedamaian hidup sesuai namanya. Penduduknya dikenal ramah dan saling membantu. Namun, ada satu nama yang selalu dibicarakan dengan beragam nada— Garengongko. Sosok tinggi besar ini adalah preman desa sekaligus pemain judi yang terkenal, baik karena keberaniannya maupun ulahnya yang kerap membuat kericuhan.

Setiap malam, Garengongko biasa nongkrong di sebuah gubuk tua dekat sawah, tempat ia dan teman-temannya berjudi hingga fajar. Mereka tertawa keras, menghitung uang hasil taruhan, tanpa peduli siapa yang mendengar atau terganggu.

Namun, semuanya berubah pada suatu malam yang penuh kejadian tak terduga.

Di malam gelap itu, Garengongko sedang berjudi dengan lima orang temannya. Angin dingin berhembus, menambah kesunyian sawah yang hanya dipecahkan oleh suara tawa mereka. Tiba-tiba, suara pecahan kaca terdengar dari jauh, diikuti teriakan minta tolong.

“Api! Kebakaran di rumah Pak Darmo!” teriak seseorang dari arah desa.

Garengongko dan teman-temannya saling pandang. Biasanya, mereka tidak peduli urusan desa, tetapi Garengongko mendadak bangkit. Ada sesuatu di dalam dirinya yang mendesak untuk bergerak. Ia segera berlari menuju rumah Pak Darmo, seorang tetua desa yang dikenal baik hati.

Sesampainya di sana, ia melihat api menjilat-jilat atap rumah Pak Darmo. Beberapa warga sudah berusaha memadamkan api, tetapi kekuatan mereka tak cukup. Tanpa pikir panjang, Garengongko menerobos ke dalam rumah yang hampir runtuh untuk menyelamatkan barang-barang Pak Darmo.

Ketika ia keluar membawa sebuah kotak kayu tua, warga bersorak. Pak Darmo menangis haru. “Itu kotak berisi surat-surat penting dan kenangan istriku. Terima kasih, Garengongko.”

Di balik peluhnya, Garengongko tersenyum kecil. Itu adalah pertama kalinya ia merasakan arti dari ucapan terima kasih yang tulus.

Kejadian malam itu menjadi buah bibir. Garengongko, si preman, tiba-tiba dianggap pahlawan. Warga mulai melihat sisi lain dirinya, dan itu menggerakkan sesuatu di hatinya. Ia mulai berpikir, apakah hidupnya selama ini hanya akan diingat sebagai preman dan pejudi?

Seminggu setelah kejadian itu, Garengongko duduk termenung di pinggir sungai. Ia memandangi air yang mengalir tenang, seperti mengajaknya berpikir jernih. Di situ ia bertemu Pak Darmo, yang menghampirinya dengan membawa secangkir kopi.

“Engkau punya keberanian dan tenaga, Garengongko,” kata Pak Darmo. “Kalau kau gunakan untuk hal baik, kau bisa jadi pemimpin desa ini.”

Kata-kata itu terus terngiang di kepala Garengongko. Setelah berpikir matang, ia memutuskan meninggalkan judi dan mulai membangun usaha kecil-kecilan. Bermodal uang tabungan dan bantuan warga, ia membuka sebuah bengkel motor di pinggir jalan desa.

Awalnya, warga ragu-ragu mempercayainya. Tapi kerja keras dan ketulusan Garengongko perlahan meluluhkan hati mereka. Bengkel itu berkembang pesat, dan ia mempekerjakan pemuda-pemuda desa yang sebelumnya menganggur.

Tiga tahun berlalu, Garengongko bukan lagi preman yang ditakuti. Ia adalah pengusaha sukses yang sering membantu warga. Ketika ada acara desa, ia selalu hadir dan mendukung. Rumahnya yang dulu suram kini ramai oleh anak-anak kecil yang bermain di halaman.

“Garengongko, apa kau rindu berjudi?” tanya seorang temannya suatu hari.

Ia tertawa. “Tidak ada yang bisa mengalahkan taruhan terbaikku, yaitu mengubah hidupku sendiri.”

Desa Kedamaian benar-benar hidup sesuai namanya, dan Garengongko adalah bagian dari kedamaian itu. Ia telah menemukan jalan baru, meninggalkan jejak gelap di masa lalu untuk menciptakan terang di masa depan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *